Jumat, 23 April 2010

Dear Diary, It's all about inner beauty

"Doesnt' Really Matter what The eyes is seeing cause im in love with the Inner being."
by someone @ blog

Dear Diary,

Hai Di, udah lama Vella ngga nulisin kamu yah, banyak banget yang Vella mau ceritain ke kamu Di. Tadi pagi Vella sama temen-temen ngomongin cowok masing-masing. Di masih inget sama Evan kan? cowoknya Vella? Vella malu banget deh sama dia. Dia soalnya nggak kayak cowok-cowok temen Vella yang lain Di. Sebel deh sama Evan, bayangin deh Di semua minusnya Evan nih yah:

• Minus 10 karena dia nggak punya handphone, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain punya handphone.

• Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain biar sama-sama SMP udah boleh bawa sendiri!

• Minus 10 karena dia itu rambutnya cuma cepak biasa, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain itu rambutnya gaya abhies.

• Minus 10 buat dia karena dia itu nggak suka ketempat-tempat dugem Di, padahal Vella suka banget ke sana, malu banget nggak sih punya cowok kayak gitu.

• Minus 10 buat dia lagi Di, karena dia nggak punya satu pun jacket XSML, padahal cowok-cowok temen Vella yang lain sering banget belanja disana, kalau dia sih paling pake bajunya bangsa bangsa jacket yang merek FILA (idih banget nggak sich Di!).

• Minus 10 banget (dan yang ini banget banget-banget) karena dia masih suka bawa makanan dari rumah buat makan siang ke sekolah! Gila yah Di, malu-maluin banget nggak sih!


Sumpah yah Di, Vella malu banget sama dia, kayaknya mau putus aja deh Di.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear Diary,

Hari Ini valentine, pas Evan ke kelas Vella mau kasih kado, Vella cuma diem aja. Seharian itu Di, Vella ngindarin dia abis-abisan, dia bingung gitu kayaknya Di, kenapa Vella ngindar terus.

Sampe rumah dia nelepon Vella, Vella males tapi ngomong sama dia Di, Vella suruh pembantu bilang ke Evan kalau Vella belum pulang. Dia nelepon 4 kali hari itu tapi Vella males nerima.
Kira-kira 3 harian deh kayak gitu, tiap di sekolah Vella ngindarin Evan pake cara ke WC cewek lah atau ngumpet-ngumpet lah, dan di rumah Vella selalu nggak mau nerima telepon dari dia, kayaknya Vella bener-bener udah illfeel dan malu pacaran sama dia Di!

Akhirnya waktu itu hari Senin, seperti biasa pas di sekolah, Vella ngindarin dia. Pas pulang sekolah Vella ngumpul di kantin sama temen-temen Vella.
Mereka pada nanya kok Vella ngindarin Evan terus Vella diem aja, tapi setelah didesak akhirnya Vella ngaku juga Vella ngomong, "Ah bete banget gue sama tuh cowok, udah nggak ada modal mendingan gaul, dan mukanya setelah gue pikir-pikir biasa banget, ya ampun kok gue dulu mau yah jadi sama dia? dipelet kali yah gue!!"

Tiba tiba semua pada diem dan ngeliat ke arah punggung Vella, Vella bingung dan nengok Di, ya Tuhan Di, ternyata ada Evan di belakang Vella dan kayaknya dia denger yang Vella baru ucapin barusan. Vella cuma bisa diem tapi Vella sempet ngeliat Evan sebentar. Dia diem, mukanya nunduk ke bawah terus dia pelan-pelan pergi dari situ.

Vella diem aja, ada beberapa yang ngomong "Hayo loo Vel, dia denger lho!!"

Tapi ada juga yang ngomong, "Udahlah Vel, baguslah denger, nggak ada untungnya tetep sama dia, ntar elo juga bisa dapet yang lebih bagus."

Bener juga yah Di, ya udah Vella cuek aja, syukur deh kalau dia denger. Dia mau minta putus juga ayo, mau banget malah Vella.

Dua hari pun berlalu Di, dan sejak saat Evan udah nggak berusaha nyamperin Vella di sekolah atau nelepon Vella. Tiap ketemu di sekolah dia cuma diem dan ngelewatin Vella aja.

Seminggu berlalu, 2 minggu berlalu sejak hari itu, Vella mulai ngerasa ada sesuatu yang ilang Di, nggak tau kenapa Vella mulai ngerasa kehilangan sesuatu, kadang-kadang Vella suka bengong bingung sendiri, cuma Vella berusaha ilangin perasaan itu. Vella nggak tau kenapa jadi males kemana mana, pengennya sendiri aja, males ngapain. Semua orang jadi bingung kenapa Vella berubah jadi kayak gini. Vella sendiri juga nggak tau kenapa Di.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear Diary,

Minggu malem nih Di, Ujan deres banget, Vella diem dan ngerenung di dalam kamar. Tiba-tiba di channel V ada lagunya Janet Jackson Di! Tau kan liriknya?

Doesn't really matter what the eyes is seeing,
Cause im in love with the Inner being.

Saat itu tiba-tiba Vella nangis Di, Vella baru sadar... Betapa baiknya Evan... Vella nangis senangisnya Di, karena Vella baru sadar betapa begonya Vella...

• Minus 10 karena Evan nggak punya HP Di, tapi plus 100 karena dia tiap malem rela jalan jauh ke wartel buat Nelpon Vella ngucapin selamat tidur setiap hari...

• Minus 10 karena dia nggak dibolehin nyetir mobil sama ortunya karena belum 17 Di, tapi plus 100 karena tiap malem minggu dia rela naik sepeda jauh dari kemang ke bona indah khusus ngapelin Vella biar ujan sekalipun...

• Minus 10 karena dia rambutnya cuma botak biasa dan nggak suka di spike, tapi plus 100 karena dalam keadaan rambut Vella apapun baik bagus maupun lagi jelek, mau salah potong atau salah blow atau salah model dia selalu bilang Vella cantik banget...

• Minus 10 karena dia nggak suka ke tempat dugem Di, tapi plus 100 karena dia rela nemenin Vella ke tempat-tempat kayak gitu, meski dia nggak suka dan rela dimarahin ortunya karena pulang pagi nemenin Vella... dengan naik taksi ke rumahnya...

• Minus 10 karena Evan nggak punya jacket XSML dan hanya punya jacket FILA biasa, tapi plus 100 karena kalau ujan di sekolah dia selalu minjemin Vella jacketnya meski dia sendiri kedinginan...

• Minus 10 karena dia bawa makan siang ke sekolah, tapi plus 100 karena ternyata nabung uang jajan makang siangnya buat beli kado valentine buat Vella...


Dari 60 minus yang Evan punya Di, dia punya 600 Plus di hati Vella... dari 1000 kekurangan Evan, dia punya semilyar kebaikan... Ya Tuhan Di, betapa begonya Vella yah... Vella yang beruntung sebenernya punya cowok Evan, dan Vella juga yang nyakitin Evan, padahal nggak pernah sekalipun dia nyakitin Vella. Malemnya Vella nangis lama banget Di.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear Diary,

Vella ketemu sama Evan di sekolah. Vella kejar dia dan bilang Vella mau ngomong, Evan diem aja, tapi pulang sekolah dia nanya Vella mau ngomong apa. Vella kasih dia kartu buatan Vella, Vella cium pipi dia dan Vella bilang minta maaf karena Vella udah nyakitin dia. Dia cuma diem aja terus pulang... Vella cuma bisa diem karena sadar, Vella yang berbuat, Vella juga yang kehilangan... Sakit banget rasanya Di, Vella pulang sekolah nangis tapi juga sadar itu semua Vella yang bikin dan Vella pula yang nanggung resiko-nya...

Malem itu tiba tiba mama ngetok pintu kamar Vella, katanya ada telepon. Ternyata bener Di, itu Evan, dia udah maafin Vella, dia udah lupain semuanya... aduh Di, girang banget hati Vella, hi hi hi senengnya.

Nanti malem Evan mau kesini Di, dan Vella mau dandan secantik-cantiknya buat Evan, jadi Vella udahan dulu yah Di... thanx banget udah denger curhat-nya Vella, Vella belajar satu hal Di:

Hargailah apa yang kamu miliki sekarang,
Karena tanpa kamu sadari,
Kamu begitu beruntung telah memiliki-nya.

Selamat malem diaryku...

NB: Minus 10 Di, karena mukanya tidak tampan, tapi plus 100 karena hatinya luar biasa tampan...

"Doesnt' Really Matter what The eyes is seeing cause im in love with the Inner being."

For me that's nice story. jangan pernah ngeliat orang dari penampilan luar-nya aja. ga ada maksud lain, apalagi buat nyindir. cuma buat sharing . thank you ya buat yg udah baca hehe


sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3925547

Rabu, 31 Maret 2010

GAYUS, PAJAK, NPWP MBELGEDEZ…

GAYUS, PAJAK, NPWP MBELGEDEZ….
2010 March 29
by mbelGedez™

.
Saya mau ngomongin soal pajak. Mumpung lagi anget-angetnya soal Gayus Heheh..

Sebelom ngomong lebih jauh, saya mau ngajak situ “kemeruh” soal korup yang dilakukan Gayus. Soale jangan sampe situ ngomong gede seolah “paham” soal pajak, tapi sebenernya situ ndak tau sama sekali. Tepatnya, sok pinter.

Menurut saya, ada dua kemungkinan yang dilakukan Gayus. Pertama adalah; menggelapkan secara langsung pajak yang di setor Wajib Pajak sebesar 25 Milyar, masuk ke kantong sendiri. Kalo jaman dulu bisa jadi memungkinkan. Namun di jaman teknologi informasi kemungkinan tersebut sangat kecil. Karena Wajib Pajak akan menyerahkan duitnya melalui bank, Betul begitu ??

Kemungkinan kedua (dan sangat mungkin ini yang dilakukan), Wajib Pajak semestinya membayar pajak sebesar 100 Milyar. Namun dengan kecanggihan ilmu akunting (Gayus lulusan STAN), pembukuan perusahaan Nganu dikutak-katik sedemikian rupa sehingga profit perusahaan mengecil.

Karena profit mengecil, perusahaan Nganu tersebut yang mestinya mbayar pajak 100 Milyar, cukup nyetor lewat bank 50 Milyar aja. Karena pajak 50 Milyar ini yang di setujui oleh Gayus CS Kantor Pajak setempat. Sebagai Tanda Terima Kasih, Gayus CS mendapatkan 25 Milyar.

Sama-sama lumayan. Gayus CS dapet 25 Milyar, perusahaan Nganu dapet menghemat pengeluaran 25 Milyar….


Kemungkinan ke dua inilah yang paling sering terjadi.

Semoga sampe di sini situ paham.

.

.

.

Naaah,…. Sekarang saya mau ndobos.

Beberapa hari lalu tepatnya tanggal 26/ 3 di Fesbuk saya muncul status yang keliatannya cerdas, tapi kalo diperhatikan bener-bener, ya memang cerdas (kalo ngeliatnya dari Timbuktu). Silakan liat skrinsut di bawah inih :



.
Sebenernya, dari status itu udah keliatan, bahwa dia belomlah menjadi warga negara yang sepenuhnya taat pajak. Lha yang namanya NPWP Pribadi itu udah digenjot oleh pemerentah sejak taon lalu. Lha kok hari gini masih ndak punya NPWP Pribadi…??? Lalu kemana aja selama ini…???

Saya ndak abis pikir, kenapa mbikin status yang tendensius begitu. Padahal selama ini yang saya denger, dia seorang pengusaha hebat dari Surabaya. Saya katakan hebat karena dia tipikal generasi muda masa kini, yang sangat paham dengan internet, dan memanfaatkannya sebagai mesin uang.

Sebagaimana umumnya mengais rejeki dengan berbasiskan teknologi informasi, maka generasi masa kini cukup duduk dan kutak-katik internet, maka akan menghasilkan uang. Entah itu jualan E Book, E Commerce, Jualan hostingan, Moneytizing Blog, dsb.

Dimata saya, anak muda sekarang satu grade lebih maju dalem memanfaatkan teknologi untuk nyari duit, dibanding saya yang masih Ngitung Duit Raceh melulu.

Makanya saya ndak heran kalo saya dianggep goblok sama pak pengusaha itu. Saya akui, saya memang goblok. Saya cuman lulusan universitas kampungan di Bulak Sumur Yogyakarta. Tentu kalah deh kalo lawan lulusan teknik dari kota metropolitan Surabaya.



.

Tapi sekaligus saya juga lebih pinter dari dia. Saya menang di pengalaman menjalankan bisnis. Sejak 1996 saya sudah mencemplungkan diri dalem bisnis. Sudah pernah merasakan dihajar krisis moneter 2007, sekaligus efek manisnya krisis tersebut. Boleh dibilang, udah 13 taon saya (belajar) berbisnis. Sementara di saat yang sama, pada taon 1996 dia ngelap ingus aja ndak becus.


Maka, sayah pasang status balesan yang intinya; saya akan tetep lapor pajak perusahaan saya akhir bulan ini. Sekaligus saya juga nanya, gimana seh caranya biar ndak punya NPWP…???

Ada yang tau, gimana caranya agar ndak usah punya NPWP Pribadi maupun NPWP Perusahaan…???

Setau saya yang pinter-pinter goblok ini. Kita ndak isa ndak mbayar pajak. Kita ndak isa ndak punya NPWP Pribadi, apalagi perusahaan sampe ndak punya NPWP Perusahaan.

Pertama adalah, sistim pajak di Endonesa udah nyaris sempurna. Kalo situh makan di KFC ato di Mc. Donald, ndak bakalan situ ndak mbayar pajak. Namanya PPN, Pajak Pertambahan Nilai, 10%. Kalo situ belanja di Carefour udah pasti langsung kena pajak. Betul begitu ? Lalu mau ngindar mbayar pajak darimana…??


Bapak situ punya rumah, kan ?? Situ pikir mbayar pajaknya gimana..?? Bukan lagi lewat kantor pajak, tapi mbayarnya lewat bank. Namanya PBB, Pajak Bumi dan Bangunan.

Motor dan mobil juga ada pajaknya. Ndak mungkin situh ndak mbayar pajak motor dan mobil, kecuali situh ikhlas motor dan mobil situh menjadi motor bodong dan ndak laku di jual kembali kalo situh bosan….

Situ mau ndak punya NPWP Pribadi…?? Bisa jadi bisa. Tapi cuman sementara waktu. Lha kalo situ kerja di British Petroleum, misale. Apa BP ndak kelimpungan ngurusin gaji situh kalo ndak ada NPWP Pribadi…?? Emangnya situ ndak mau gajian, apa..?!! Laen soal kalo situh kerja di perusahaan Ajaib. Bisa jadi ndak punya NPWP Pribadi ndak masalah.


Itupun ndak akan bertahan lama. Saat situh mau urus ini-itu, dan ternyata situh ndak punya NPWP Pribadi, berarti situh ketinggalan selangkah dari pesaing situh. Yang laen bisa ke Singapore tanpa perlu mbayar fiskal karena cukup nunjukin kartu NPWP Pribadi, situh kudu mbukak dompet mbayar 2.5 jt…


Saya makin sadar bahwa dia sama sekali ndak ngerti persoalan, tapi biar dikira hebat ( kalo melawan arus kan keliatannya hebat), maka dia mbikin status seperti itu. Coba aja mbaca pada komen-komen dari dia ( blok hitam), yang lari dari lahan diskusi, dan ad hominem terhadap saya sebagai “merancu”, ngatain saya sebagai “GR”, dan hal-hal diluar konteks dari status yang dia bikin…..



.



Coba aja liat tuh,… Wong lagi ngomongin soal pajak dianya malah mbawa-mbawa tuhan segala….

Sementara yang blok merah belom paham banget. Tapi sebenernya, kalo kita makan bakso ato pecel pincuk pinggir jalan, secara tanpa sadar kita juga mbayar pajak. Pajak yang dibayar itu ya lewat warung pecel pincuk itu. Namanya Pajak Retribusi…

Kalo Kyai Slamet udah cukup memahami, apa itu pajak. Sebagai seorang bergaji, Kyai Slamet paham sekali bahwa pajak yang dia bayarkan kembali lagi. Semua ada itung-itungannya, dan ada semacem “rate”, kapan situh kudu dipajakin. Pemerentah tau kok, level mana yang kudu mbayar pajak dan mana yang ndak perlu mbayar pajak.

Lha wong saya yang punya PT aja sampe sekarang ndak kena pajak kok. Ngapain mesti takut…??? Perusahaan saya sampe saat ini profit setaonnya ndak sampe 250 jt. Itu menurut aturan perpajakan. Jadi ya ndak usah sok-sok an menghakimi orang pajak seolah situh udah menjadi pembayar pajak kelas wahid, lalu maki-maki orang pajak. Emang seberapa besar pajak yang udah situh berikan kepada negara…???

Biasanya, orang tipikal hantam kromo begituh orang yang lebih menuntut ke hak nya daripada kewajibannya sebagai warga negara….

Kedepannya, sistim pajak di Endonesa ini akan terintegrasi dengan semua hal yang “berbau uang”. Pajak akan berkaitan dengan rekening bank. Pajak berkaitan dengan gaji. Pajak berkaitan dengan kartu kredit. Pajak berkaitan dengan rumah yang situh tempati. Itulah gunanya teknologi informasi.

Kelak, orang macem Gayus ndak akan mudah mbeli rumah harga 3 Milyar. karena apa ? Karena sistim itu semua terintegrasi. Jadi ndak mungkin orang bergaji 15 juta mbeli Hummer misalnya. Karena kedepannya Pajak akan punya “kuasa” lebih, untuk mengintip rekening situh, gaji situh.

Misale : Gaji situh 15 jt, mau mbeli Ferrari harga 5 Milyar. Saat situh transaksi, nama situh akan masuk ke rekening bank sebagai pembeli. Bank akan melaporkan ke pajak akan adanya transaksi sebesar 5 Milyar yang harus dipajakin. Maka pajak akan membuka data dan meng akses semua resources yang ada…. Modyar ndak situh…???

Mau bilang kalo duit 5 Milyar hasil hibah…???

C’mon maaan… Wake up…

Yang maling itu si Gayus. Bukan Kantor Pajak secara keseluruhan…. Memang seh, secara ukuran dompet kita duit 25 Milyar itu gede sekali. Mungkin ndak akan abis tuh dimakan 7 turunan 9 tanjakan. Tapi secara global, duit 25 Milyar hanya sepersekian dari sekian Trilyun pajak yang masuk. Kalo situh ndak suka sama kelakuan Gayus, bukan lalu berarti situh mbenci Kantor Pajak dan orang-orangnya. Yang bener adalah; Tangkap tikusnya dan bunuh kalo perlu. Bukan dengan membakar lumbung padinya….!!!

D’ooh… Mental mahasiswa yang impulsif jangan dibawa-bawa mulu dooong…. Berpikirlah yang jernih selayaknya menjadi seorang pengusaha, selayaknya seorang entrepreneur, selayaknya menjadi seorang Wajib Pajak….

Jadi,… Hari ginih masih ndak punya NPWP…?!!


Ke Timbuktu aja sonooooh….!!!

.

.

.

.

Dedicated to : Mas Stein dan AdesNugros


diambil dr blog : http://mbelgedez.com/2010/03/29/gayus-pajak-npwp-mbelgedez/

Jumat, 12 Februari 2010

Turis Gila jd Pemulung di Pantai Lombok

Luar biasa yang dilakukan Gavin Birch, turis asal Perth Australia. Tanpa pamrih, selama 24 tahun dia berjibaku membersihkan sampah di Pantai Senggigi, Lombok Barat.

Bahkan, lelaki berusia 68 tahun yang kini telah berganti menjadi Khusen Abdullah, dikenal sebagai turis pemulung di Senggigi.

Sejumlah warga Lombok menyebut dirinya dengan 'turis gila' - karena pekerjaannya yang bergumul dengan sampah.

Meski demikian, Khusen tidak peduli dengan penilaian orang. Yang jelas dia yakin dengan perjuangannya - untuk mengajak orang hidup bersih.

"Whatever. Saya hanya ingin mengajak hidup bersih melalui program 'Indonesia Bersih dan Hijau',"kata Birch alias Khusen yang ditemui VIVAnews di Senggigi, Lombok Barat, Kamis 11 Februari 2010.

Bagaimana bisa dia terdampar dan jadi pemungut sampah di Senggigi?

Dikisahkan Khusen, dia menginjakkan kakinya di Pulau Lombok pada tahun 1986 sebagai turis. Niatnya untuk berlibur dan menikmati keindahan alam di Lombok berujung kekecewaan.

Yang dilihatnya bukan pantai biru nan indah, namun tumpukan sampah. Bahkan di Pantai Ampenan, yang menyimpan potensi wisata, penuh dengan kotoran manusia.

Namun, Khusen tak langsung beranjak dan pergi menjauh. Dia mengaku yakin pantai yang disinggahinya saat itu akan berubah menjadi indah jika masyarakat peduli kebersihan.

Sejak itu lah Khusein bergerak sendiri, memungut sampah di sekitar pantai dan mengumpulkannya. Tindakannya menarik perhatian.

Ada yang memandang sebelah mata, ada yang memberi simpati.

Misalnya, Haji Hairi Asmuni, lurah Kampung Melayu Ampenan saat itu. Dia meminta Khusein untuk menetap di Lombok, sebagai bentuk apresiasi perannya membersihkan lingkungan.

"Saya terkejut saat seluruh barang bawaan saya di hotel hilang. Ternyata barang bawaan saya itu dibawa Haji Asmuni, sejak itu saya memutuskan tinggal di Lombok sambil membantu warga membersihkan sampah,"ujar dia, menceritakan kisah hidupnya.

Berpredikat sebagai 'turis gila' atau 'pemulung' tidak membuat Khusen menjadi rendah diri. Meski, di negeri asalnya dia adalah pengusaha rumah makan di Perth dan Dampier Broome, Australia. Saat itu Khusein juga memiliki rumah singgah di Bali yang dibeli atas nama istri pertamanya, yang asli Jakarta.

Khusen tak sekedar memungut sampah. Dia mengolahnya. Khusen memiliki teknik tersendiri untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

Sedangkan limbah plastik yang dikumpulkan akan dihancurkan dengan mesin penghancur yang dibelinya dengan dana sendiri.

"Sebagian dana kegiatan program 'Indonesia Bersih dan Hijau' ini saya peroleh dari bantuan masyarakat sejumlah lembaga atau perusahaan, sebagian lainnya saya biayai sendiri, "ujar pria beranak dua itu.

Program lingkungan bersih yang diterapkannya di Indonesia merupakan program yang diadopsi dari gerakan bersih di Australia yang dikenal sebagai 'Keep Australia Beautiful'. Tahun 1996 melalui Yayasan Sosial Cinta Lingkungan, Khusein menerapkan programnya di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.

Program kebersihan yang dijalankan Khusen di Lombok Barat berjalan lancar. Bahkan penumpukan sampah disejumlah pasar berhasil dikurangi dengan cara bekerjasama dengan pemerintah. Memasuki tahun 2000 dia menawarkan kerjasama dengan Pemerintah Kota Mataram untuk menangani sampah disejumlah pasar seperti di Cakaranegara, Pasar Seni dan Ampenan.

Namun, kata Khusen, programnya itu tidak disambut baik oleh pemerintah Kota Mataram saat itu. Alasannya, minim dana. Bahkan Khusen harus merogoh kocek pribadinya untuk membeli aki mobil seharga Rp 355 ribu untuk mobil truk pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan Kota Mataram.

"Masalah kebersihan ini sebenarnya bukan saja tanggung jawab pemerintah, tapi semua kita yang setiap harinya memproduksi sampah. Kita minta komitmen semua pihak untuk ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan,"jelas Khusen.

Kini di usia senjanya Khusein dibantu oleh seorang pemuda bernama Edi Bakin yang mulai bergerak di kampung-kampung - untuk mengangkuti sampah dari perkampungan.

Untuk itu, Khusen harus membayar ongkos angkut pada petugas kebersihan Rp 250 ribu perbulan. Meski demikian, dia tak mengeluh. "Untuk amal," kata dia.

Sementara, untuk membersihkan lingkungan terutama disekitar pantai Senggigi, dia dibantu 18 ibu-ibu nelayan yang dia bayar Rp 1 5 ribu sehari.

Meski lelah dan kerap dicemooh, kerja keras Khusein selama 24 tahun tak sia-sia.

Sepanjang pantai yang berada disekitar tempat tinggal Khusein di Jalan Raya Senggigi Nomor 999 Batulayar Lombok Barat, tampak bersih dari sampah, baik dedaunan apalagi sampah plastik.

"Saya beruntung mendapat kawan untuk bergerak membersihkan lingkungan, biarlah saya habiskan sisa hidup saya demi lingkungan yang bersih dan sehat," ujar Khusein.

Vivanews

new entri

setelah utak-atik pass dan email, yg dipakai untuk account lama, (sampe capek)
akhirnya memutuskan **buat account baru**

semoga blog-nya jalan (ga kaya yg lama) :D
semoga ga lupa pass (lagi) :D